Pages

Thursday, July 21, 2011

Hukum masuk partai politik dengan tujuan penegakan Syari'ah

(Arrahmah.com) – Diktator sekuler Husnilaa-Mubarak telah lengser lewat aksi gerakanmassa rakyat Mesir. Ia kini bahkan telah dituntut di meja hijau. Namun penderitaan bangsa Mesir belumlah berakhir. Revolusi rakyat belum bisa dikatakan berhasil, karena jatuhnya sang tiran boneka Barat tersebut tidak merubah sistem pemerintahan sedikit pun.

 

Si jagal sekuler lengser, tangan kanannya meneruskan cengkeraman tirannya atas bangsa dan negara Mesir lewat Dewan Militer. Boneka Barat di atas singgasana kekuasaan telah berganti, namun sistem pemerintahan dan aturan main yang berjalan tidaklah berubah.
Pemerintahan boneka dijalankan oleh presiden sementara Jenderal Omar Suleiman (mantan Wakil Presiden dan pejabat intelijen) dan Dewan Militer yang dipimpin oleh Marsekal Hussein Tantawi Mohamed yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan di bawah Mubarak, dan termasuk kepala layanan dan komandan senior lainnya dari Angkatan Bersenjata Mesir, yaitu Marsekal Hafez Mohamed Mahmoud Reda, Komandan Angkatan Udara, Letnan Jenderal Sami Anan Hafez, Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Letnan Jenderal Abd El Aziz Seif-Eldeen, Panglima Pertahanan Udara, dan Wakil Laksamana Mohab Mamish, Panglima Angkatan Laut.
Dalam suasana politik yang mengesankan sedikit hawa perubahan ini, sebagian kelompok Islam memandang pemilu yang akan digelar bisa menjadi jembatan menuju penegakan syariah dan penerapan sistem Islam yang utuh. Perjuangan politik melalui jalur formal pemilu dan dewan legislatif akhirnya menjadi solusi alternatif jalan perjuangan Islam.
Bagaimana sebenarnya kedudukan metode tersebut dalam pandangan syariat, seberapa jauh kemungkinan berhasil dan gagalnya metode tersebut, faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan langkah-langkah apa yang harus dilakukan bila metode tersebut ditempuh atau ditinggalkan?
Untuk menjawab semua pertanyaan ini, wartawan Media Islam Al-Ma’sadah mewancarai ulama besar Mesir, syaikh Abu Aiman Al-Mishri hafizhahullah. Dan Arrahmah.com berhasil menerjemahkanya dari forum Jihad Al Syumukh. Berikut ini hasil wawancara tersebut.
Wawancara wartawan Media Islam Al-Ma’sadah dengan syaikh Abu Aiman Al-Mishri
حُكْمُ دُخُولِ اْلأَحْزَابِ لِمَصْلَحَةِ تَطْبِيقِ الشَّرِيعَةِ
Hukum Masuk Partai Politik dengan Tujuan Penegakan Syari’ah
Syaikh Abu Aiman Al-Mishri hafizhahullah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Soal (1):
Apakah hukum masuk ke dalam partai-partai politik dan mengikuti pemilu-pemilu kontemporer untuk mashlahat iqamatud dien (menegakkan agama Islam) dan tathbiq syari’ah (menerapkan syariat)? Apakah hal itu termasuk amal shalih, ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah, dan amal ketaatan? Ataukah termasuk perbuatan dosa, kemaksiatan, dan perbuatan haram?
Jawab:
Segala puji bagi Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, shahabat, dan umatnya yang setia meniti sunahnya sampai hari kiamat. Dengan izin dan kekuatan Allah semata, saya jawab:
Ketahuilah sesungguhnya tauhid dan meninggalkan syirik adalah pangkal ibadah dan dien karena ia merupakan tujuan Allah menciptakan semua makhluk. Allah memerintahkan semua makhluk untuk mengesakan Allah dengan beribadah dan bertauhid, mengakui bahwa hak memerintah dan menetapkan hukum hanyalah milik Allah, tidak menyaingi Allah dengan mengklaim memiliki sebagian dari hak-hak istimewa yang hanya milik Allah, dan menerima semua perintah-Nya tersebut dengan sepenuh penyerahan diri. Dengan melaksanakan semua itulah kita menjadi kaum muslimin, dan bapak kita nabi Ibrahim AS menyebut kita umat Islam.
Inti ajaran semua rasul adalah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, perintah-Nya dan hukum-Nya, sekalipun tatacara syari’at dan hukum mereka berbeda-beda pada setiap umat. Sebagian hal yang diharamkan bagi umat tertentu —seperti bekerja pada hari Sabtu pada Bani Israil— menjadi halal bagi umat lain. Sebagian rasul terkadang datang membawa syariat yang memberi keringanan kepada umat tertentu atau bahkan perintah yang berat kepada umat tertentu lainnya sebagai bentuk hukuman Allah atas kejahatan mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa dasar ajaran para rasul adalah satu dan tidak ada perbedaan, yaitu tauhid, mengesakan Allah dengan beribadah kepada-Nya semata, tidak menjadikan sekutu bagi-Nya dalam hal memerintah dan menetapkan hukum. Amalan-amalan ibadah tidak lain adalah pengejawantahan dari penyerahan diri dan ketundukan kepada-Nya semata tersebut.
Oleh karenanya sesuatu yang diharamkan bagi sebuah umat terkadang dihalalkan bagi umat yang lain, apa yang diwajibkan atas suatu kaum terkadang tidak diwajibkan atas kaum yang lain. Misalnya membunuh diri sendiri atau keluar dari kampung halaman.
Namun juga perlu diperhatikan bahwa klaim berserah diri semata belumlah cukup jika tidak disertai sikap melaksanakan syariat-Nya, karena pelaksanaan syariat-Nya adalah bukti  kebenaran klaim. Pun demikian, melaksanakan syariat bukanlah bukti tak terbantahkan dari adanya hati yang berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT (orang-orang munafik secara lahiriah melaksanakan syariat namun secara batin tidak berserah diri kepada Allah SWT—edt). Ia adalah perbuatan lahiriah yang kita menilai manusia atas dasarnya.
Oleh karenanya, jika seseorang melaksanakan ajaran-ajaran syariat namun ia menolak untuk menundukkan dan menyerahkan hatinya sepenuhnya kepada Allah SWT, niscaya amal perbuatannya tidak ada nilainya sedikit pun. Barang siapa menerapkan undang-undang yang merealisasikan syariat namun membatalkan ketundukan hati kepada Allah, maka amal perbuatannya tersebut tertolak dan rusak.
Seperti orang yang hendak menerapkan hukum-hukum hudud (pidana Islam) dan menerapkan syariat melalui metode yang mengakui adanya sekutu bagi Allah SWT dalam hal menetapkan hukum dan perundang-undangan, menyerahkan kedaulatan (menetapkan undang-undang dan memerintah rakyat) kepadanya yang menyamai kedaulatan Allah (untuk menerapkan undang-undang dan memerintah manusia); apalagi jika mendahulukan kedaulatan sekutu tersebut atas kedaulatan Allah SWT, seperti halnya sistem pemerintahan sekuler dan demokrasi yang menyerahkan kedaulatan sepenuhnya ke tangan rakyat, para pengusungnya mengatakan:“Melalui rakyat dan pengakuan kedaulatan sepenuhnya di tangan rakyat, kita tegakkan syariat Islam.” Orang yang bersemboyan seperti ini berarti telah meruntuhkan pokok ajaran Islam demi membangun cabang ajaran Islam.
Terkadang seseorang boleh melakukan tindakan yang lahiriahnya merupakan kekufuran seperti tindakan sahabat Muhammad bin Maslamah kepada (gembong Yahuudi) Ka’ab bin Asyraf, sahabat Abdullah bin Unais dengan (gembong musyrik) Khalid bin Sufyan Al-Hudzali, dan Fairuz ad-Dailamii dengan (nabi palsu) Aswad Al-Ansi. Namun peristiwa-peristiwa tersebut tidak bisa dijadikan dalil pada masa sekarang untuk masuk ke majelis-majelis pembuat undang-undang (MPR/DPR/parlemen) dan membuat partai-partai politik.
Penyebabnya tindakan-tindakan sahabat tersebut telah memenuhi beberapa aturan yang saat ini tidak bisa dipenuhi (oleh parlemen dan partai-partai politik), yaitu:
  1. Tindakan-tindakan sahabat tersebut dibolehkan karena hasilnya jelas yaitu menolong dan menegakkan agama Allah secara utuh, dan keringanan seperti itu tidak boleh digunakan untuk melakukan tindakan yang haram, dilarang, atau bid’ah. Barangsiapa ingin mempergunakan parlemen sebagai metode untuk mengelabui para thagut demi menegakkan syariat, maka hendaknya ia menegakkan Islam yang benar dan utuh. Setelah kekuasaan berada sepenuhnya di tangan, ia harus mencampakkan undang-undang dasar, undang-undang, sistem pemerintahan sekuler dan parlemen itu sendiri. Lalu ia harus menerapkan sistem Islam secara utuh dan membatalkan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat tidak memiliki kedaulatan lagi setelah tegaknya sistem Islam. Adapun jika keringanan ini dipergunakan untuk menegakkan sistem demokrasi di mana rakyat bebas sepenuhnya hendak menerapkan syariat Islam atau tidak, lalu kedaulatan sepenuhnya tetap di tangan rakyat, maka tidak boleh mengambil keringanan tersebut untuk langkah seperti ini.
  2. Tindakan yang dilakukan sahabat tersebut hanya dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang semata, secara rahasia, dan dalam ruang lingkup manusia yang sedikit (sempit). Tindakan seperti itu tidak boleh dilakukan oleh banyak manusia, dikampanyekan dan disebarluaskan sehingga dikerjakan oleh sebagian besar umat Islam. Hal itu jelas tindakan menyesatkan umat dan merusak akidah kaum muslimin. Tentu saja ini merupakan kerusakan yang paling besar. Barangsiapa ingin menegakkan syariat Islam melalui jalan pemilu dan menyebar luaskan prinsip-prinsip demokrasi dan sekulerisme di tengah umat niscaya tidak akan selamat dari fitnah. Akibatnya umat akan membenarkan prinsip-prinsip demokrasi dan sekulerisme, mereka meyakini rakyat adalah pemegang kedaulatan penuh sebagai sekutu Allah dalam hal menetapkan undang-undang dan memerintah. Maka generasi demi generasi Islam akan terdidik dalam keyakinan yang salah ini, meyakini dan membenarkannya. Tentu hal ini tidak boleh dilakukan karena merusak akidah umat Islam.
  3. Hendaknya penegakkan sistem Islam secara utuh, pemberlakuan syariat Islam, dan pelengseran sistem sekuleris-demokratis benar-benar bisa direalisasikan, atau menurut dugaan kuat bisa direalisasikan. Adapun jika diraihnya hal itu masih berupa kemungkinan-kemungkinan apalagi kemungkinan yang lebih kecil, maka selamanya tidak boleh dilakukan, karena merupakan tindakan menampakkan kekufuran dan menyesatkan umat Islam tanpa merealisasikan maslahat yang dibenarkan oleh agama. Kemungkinan gagalnya pencapaian tujuan melalui jalan ini akan kami bahas dalam bagian tersendiri.
Soal (2):
Mungkinkah kelompok-kelompok Islam menegakkan sistem hidup Islam secara utuh (kaafah) melalui metode tersebut? Apa alasannya?
Jawab:
Kemungkinan terbesar:
Metode seperti ini akan gagal menegakkan sistem Islam yang utuh, karena beberapa faktor.
  1. Dewan Militer dan negara-negara Barat seperti Amerika dan dan lain-lain telah menegaskan secara terang-terangan bahwa mereka tidak bisa menerima tegaknya sebuah negara agama “Daulah Islamiyah” (Negara Islam)
    Dewan Militer Mesir pada tanggal 4 April 2011 M telah menegaskan bahwa Mesir adalah negara sipil, dan Mesir sekali-kali tidak akan menyerahkan kekuasaannya kepada Khomeini lain.
    Koran Sore Al-Ahram edisi 5 April 2011 M menulis berita sebagai berikut:
    Dewan Militer: Selamanya kita tidak akan berkhianat atau berkompromi
    Oleh: Ahmad Abdul Khaliq
    Al-Ahram, 5 April 2011 – Dewan tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir menegaskan kembali bahwa Dewan Militer tidak akan pernah mengizinkan berdirinya sebuah negara agama di Mesir atau mengulang contoh di negara lain. Dewan Militer menyebutkan bahwa peradaban bangsa Mesir yang mencuat lewat tuntutan publik untuk mengamandemen Undang-Undang Dasar dan berduyun-duyunnya mayoritas yang ‘diam’ menuju kotak-kotak pemungutan suara merupakan indikasi kesadaran dan keteguhan bangsa Mesir untuk menganut negara demokrasi, sekaligus bukti kerinduan mereka kepada kebebasan yang sebenarnya dan pemerintahan yang beradab… toleransi Islam telah dipraktekkan oleh segenap penduduk di Mesir berkat peranan Al-Azhar University.
    Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata juga menegaskan bahwa para pemimpin Angkatan Bersenjata telah mengerahkan segenap upaya dalam rangka meletakkan pondasi peradaban yang kokoh bagi tegaknya sebuah pemerintahan sipil, demokratis, dan modern.
    Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata juga memperbaharui komitmennya untuk mendukung tuntutan bangsa Mesir untuk membangun sebuah negara modern yang tegak di atas dasar kebebasan dan demokrasi.
    Jendral Muhammad Mukhtar Mula Musa’id, mentri pertahanan, menjelaskan bahwa Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata tidak akan pernah mengizinkan kelompok-kelompok radikal untuk menguasai Mesir. Menurutnya, Dewan Militer terus bekerja untuk merealisasikan sebuah pemerintahan sipil yang demokratis.
    Deklarasi Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata no. 64 menjelaskan sebagai berikut:
    “Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata menegaskan kembali hal-hal berikut:
    • Dewan Militer berkomitmen untuk menyempurnakan segala harapan dan cita-cita seluruh bangsa Mesir untuk menegakkan sebuah pemerintahan sipil yang tegak di atas dasar demokrasi yang merealisasikan kebebasan dan keadilan sosial.
    • Dewan Militer mendukung generasi muda untuk berperan serta aktif dalam kehidupan poitik dengan menyalurkan keinginan mereka melalui pembentukan partai-partai politik yang mencerminkan visi dan misi mereka.”
    Maka siapa pun yang mengajak untuk membentuk partai-partai politik dan mengklaim suasana politik saat ini telah memberi peluang bagi penegakan syariat Islam adalah klaim yang salah dan tidak sesuai dengan realita.
    ((Berikut ini ringkasan dari “Deklarasi Konstitusi 2011” (UUD sementara Mesir yang diadopsi oleh Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata pada tanggal 30 Maret 2011—edt):
    Konstitusi menetapkan Mesir sebagai “Negara Demokrasi”, berasal dari kedaulatan rakyat, dan sebagai bagian dari Dunia Arab.  Ia memproklamasikan sistem pemerintahan sebagai multi-partai sistem semi-presidensial dalam kerangka prinsip-prinsip dasar dan komponen masyarakat Mesir.
    Konstitusi menetapkan pluralitas partai sebagai dasar dari sistem politik (Pasal 1) dansehingga memungkinkan pembentukan partai politik yang berbeda, namun partai politik tidak boleh didirikan berdasarkan atas dasar diskriminasi seperti agama, ras atau jenis kelamin (Pasal 4 ).
    Deklarasi ini menjunjung tinggi bahwa “kebebasan individu merupakan hak alami” dan menganggap semua warga negara sederajat.  Ini menjamin set kebebasan termasuk: “hak untuk melindungi kehidupan pribadi warga negara” (Pasal 8), “Kebebasan keyakinan dan kebebasan mempraktekkan hak-hak religius” (Pasal 12), “Kebebasan berekspresi” (Pasal 12) , Kebebasan Pers dan publikasi lainnya (Pasal 13), Kebebasan berserikat pribadi yang damai dan tidak bersenjata, tanpa perlu pemberitahuan sebelumnya (Pasal 16), hak pilih universal, serta hak untuk membentuk masyarakat sipil (Pasal 4) — edt
    Sumber: www.en.wikipedia.org/wiki/2011_Provisional_Constitution))
  2. Andaikata Dewan Militer dan negara-negara Barat memberi peluang untuk penegakan syariat Islam di Mesir, maka bukti-bukti realitas menunjukkan bahwa mereka tidak akan berkomitmen dengan pemberian peluang tersebut. Mereka akan komitmen dengan demokrasi selama pemerintahan yang berkuasa bukan pemerintahan yang menerapkan syariat Islam. Jika pintu demokrasi mengantarkan kaum muslimin untuk menegakkan pemerintahan Islam, mereka akan segera berbalik tidak mengakui keabsahannya. Bahkan mereka segera mencampakkan demokrasi, melakukan kudeta militer, dan menegakkan pemerintahan diktator sekuler. Sebagaimana hal itu telah terjadi di Aljazair dengan partai FIS, Turki saat partai Najmudin Erbakan memenangkan pemilu dan berhak menjabat sebagai Perdana Mentri, dan Malaysia dengan Muhammad Ibrahim. Para aktivis Islam tidak akan diberi peluang kecuali jika mereka telah begitu tenggelam dan menyatu dengan sekulerisme, seperti yang telah terjadi pada diri Erdogan. Erbakan sendiri —gerakan-gerakan fundamentalis Islam menganggapnya telah menyimpang— sudah menganggap Erdogan sebagai aktivis yang menyimpang dan sesat.
  3. Andaikata pihak militer tidak mencampakkan sistem demokrasi —sebuah kemungkinan yang sangat kecil— dan tidak memberangus partai Islam, boleh jadi aliran perjuangan Islam tidak akan mencampai kemenangan pemilu secara mutlak, karena berbagai kecurangan dalam pemilu yang dilakukan oleh kelompok sekuler, dan hal iitu sudah berulang kali terjadi di mana-mana.
  4. Andaikata pihak militer memberi peluang, tidak mencampakkan sistem demokrasi,  dan tidak melakukan kecurangan dalam pemilu pun; kemungkinan aliran perjuangan Islam meraih kemenangan mutlak sehingga bisa melakukan apa saja, membangun sistem pemerintahan Islam secara utuh, dan meruntuhkan serta mencampakkan sistem sekuler pun bukanlah hal yang bisa dipastikan. Kemungkinan itu juga tidak terlalu besar, mengingat ada penduduk non-muslim yang ikut serta dalam pemilu, kelompok-kelompok sekuler yang memerangi syariat, kelompok (bahkan mayoritas rakyat) orang awam yang tidak mengenal kebenaran sehingga bisa diperdaya oleh propaganda kelompok musuh Islam, kelompok munafik yang memang senantiasa ada sepanjang sejarah, dan kelompok muslim pelaku maksiat yang takut dengan penegakan syariat. Belum lagi aliran perjuangan Islam terpecah dalam banyak kelompok yang memiliki perbedaan penafsiran tentang tujuan yang benar (perspektif tentang sistem Islam yang utuh) yang hendak diraih. Sebagian pihak memandang tujuan yang hendak diraih adalah penegakan sistem demokrasi, demokrasi harus dihormati dan tidak boleh keluar dari demokrasi agar syariat bisa diterapkan melalui sistem yang ada.
Perpecahan suara kelompok-kelompok Islam di antara kelompok-kelompok non-Islam
Inilah kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan oleh kekuatan-kekuatan yang tidak menginginkan tegaknya syariat Islam. Boleh jadi kemungkinan-kemungkinan pahit ini belum disadari oleh pihak-pihak yang mengkaji kemungkinan keberhasilan partai-partai Islam untuk menegakkan sistem Islam secara utuh lewat jalur pemilu dan parlemen. Maka dari mana bisa diyakini atau diduga kuat bahwa mereka akan sampai kepada tujuan menegakkan syariat Allah?
  1. Andaikata apa yang dilakukan oleh partai-partai Islam tersebut benar-benar bisa dipastikan atau diduga kuat meraih kemenangan yang dicita-citakan, tidak menyesatkan dan membuat bingung umat Islam, berhasil menegakkan sistem Islam secara utuh, meruntuhkan syirik, memurnikan  kedaulatan untuk Allah semata, mencampakkan hak kedaulatan di tangan rakyat atau manusia lainnya; maka partai-partai Islam yang mengambil pilihan berjuang lewat jalur pemilu dan parlemen tersebut tidak boleh mencela umat Islam lainnya yang mengingkari pilihan perjuangan tersebut, karena para anggota partai Islam tersebut telah melakukan yang haram dan mungkar, bahkan para ulama telah sepakat menyatakannya sebagai sebuah kekafiran, yaitu menjadikan sebagian makhluk sebagai sekutu Allah dalam sebagian hak khusus Allah (yaitu hak memerintah dan menetapkan undang-undang) dan mendahulukan perintah makhluk atas perintah Allah Sang Pencipta.
  2. Sebagian pihak menyatakan bahwa sebagian ulama telah memberi fatwa keringanan (izin) untuk mengikuti perjuangan lewat pemilu dan parlemen, sehingga perkara ini termasuk perkara khilafiyah yang tidak boleh diingkari. Pendapat ini tidak benar, karena yang tidak boleh diingkari adalah ketika para ulama berbeda pendapat apakah sebuah perbuatan nilainya haram atau halal, dan juga perbedaan mereka untuk menetapkan perintah dan hukum Allah dalam sebuah masalah.
Adapun dalam masalah perjuangan lewat pemilu dan parlemen ini, semua pihak ulama sepakat perbuatan tersebut haram, namun pelakunya memiliki keringanan dalam hubungan pribadinya dengan Allah. Meski begitu, perbuatannya adalah kemungkaran yang semua pihak wajib mengingkarinya dan lantang melakukan pengingkaran agar perbuatan keji tersebut tidak menyebar luas, umat tidak rusak, dan generasi Islam tidak tersesat.
Hal ini seperti halnya orang yang meminum khamr karena hampir mati kehausan, atau memakan bangkai karena hampir mati kelaparan, atau makan pada siang hari Ramadhan karena memiliki udzur. Wajib bagi semua pihak yang melihatnya untuk mengingkarinya kecuali jika ia mengetahui udzurnya. Jika udzurnya tidak diketahui, maka hukum asalnya adalah melakukan pengingkaran. Orang yang berjuang lewat pemilu dan parlemen, atau orang yang masuk menjadi anggota tentara taghut atau menjadi pegawai pemerintahan taghut untuk melakukan kudeta dari dalam haruslah diingkari.
Para sahabat yang melakukan pembunuhan rahasia atas diri para pemimpin kekafiran menyembunyikan udzur dan alasan mereka agar musuh tidak membongkar penyamaran mereka. (Mereka melakukan operasinya secara sembunyi-sembunyi tanpa diketahui oleh kaum muslimin sehingga tidak menyesatkan akidah dan membingungkan umat—edt). Maka bagi mereka udzur dan pahala di sisi Allah. Adapun jika orang-orang (kelompok Islam) melakukan tindakan semisal itu di hadapan masyarakat, maka mereka tidak memiliki udzur sehingga wajib diingkari selama alasan mereka tidak diketahui oleh masyarakat. 
Soal (3):
Sebagian pihak berpegang teguh dengan fatwa sebagian ulama kontemporer yang memperbolehkan berjuang melalui lembaga legislatif (MPR/DPR/parlemen) untuk tujuan ini. Mereka lantas menganggap persoalan ini adalah masalah khilafiyah sehingga tidak boleh diingkari. Bagaimana tanggapan Anda?
Jawab:
Fatwa seorang ulama harus dibangun di atas dua dasar secara bersamaan, yaitu ilmu tentang realita dan ilmu terhadap syariat Allah. Jika seorang ulama tidak mengetahui realita, maka ia akan memberikan fatwa berlandaskan fakta-fakta yang hanya disodorkan oleh pihak peminta fatwa. Saya melihat sendiri bagaimana sebagian pihak yang bertanya telah menyodorkan sejumlah fakta yang menggiring ulama yang ditanya untuk memberikan fatwa sesuai keinginan pihak yang bertanya tersebut. Karena realita yang diterima oleh ulama tersebut hanya berita sepihak dari pihak yang bertanya, otomatis fatwanya tak berbeda dengan keinginan pihak yang bertanya tersebut.
Saya pernah menghadiri pengajian seorang ulama besar Timur Tengah yang ditanya oleh beberapa ulama Mesir tentang hukum berjuang lewat pemilu legislatif. Maka ulama tersebut menjawab kepada mereka bahwa sebagian kelompok Islam di Kuwait pernah meminta fatwa yang serupa kepadanya. Kelompok Islam di Kuwait tersebut menyebutkan kepadanya bahwa mereka masuk menjadi anggota lembaga legislatif untuk mendakwahkan agama Allah. Ulama tersebut memfatwakan hal itu boleh saja dengan beberapa syarat yang sangat sederhana, yang ia duga bisa direalisasikan. Para ulama Mesir lantas menjelaskan kepada ulama tersebut realita pemilu dan lembaga legislatif serta konskuensinya yang harus mengakui sistem demokrasi dan lain sebagainya, dan  bahwa syarat-syarat yang ia sebutkan tersebut mustahil bisa direalisasikan, maka ia pun menarik kembali fatwanya.
Jadi, jika kepada para ulama yang memberi fatwa tersebut dijelaskan realita yang ada dan kedudukannya secara ilmiah berdasar ajaran syariat yang benar, niscaya jawaban mereka pun akan berbeda.
Lebih dari itu, fatwa para ulama tersebut bukanlah dalil syar’i. Justru ia masih harus didukung oleh dalil-dalil syar’i yang benar. Orang yang meminta fatwa tidak boleh mengamalkannya sebelum mengetahui dalil-dalil syar’I fatwa tersebut. Kecuali apabila ia adalah orang awam yang belum sampai kepadanya ilmu kecuali fatwa ulama tersebut. Kalau kondisinya seperti itu, sudah tentu ia tidak boleh memberi fatwa, memimpin umat Islam dan mengajak umat untuk berjuang lewat lembaga legislatif dan partai-partai politik. Ada banyak orang selainnya yang mampu untuk memilih dalil-dalil syar’i (yang shahih dari yang salah) dan melakukan tarjih atas berbagai fatwa ulama.
Orang yang memegangi fatwa-fatwa seperti ini harus melakukan ricek ulang; bagaimana fatwa itu bisa keluar, bagaimana bentuk pertanyaan si penanya, fakta apa yang disodorkan oleh penanya dalam pertanyaan tersebut, apakah bentuk pertanyaan sudah sesuai dengan realita. Ia harus menanyakan dalil-dalil syar’i yang melandasi fatwa tersebut, mengetahui pendapat dan fatwa para ulama yang menyelisihinya —para ulama lain memiliki pendapat dan fatwa yang terang-terangan mengharamkan perjuangan lewat metode tersebut— lalu ia harus memadukan atau melakukan tarjih atas berbagai dalil syar’i yang ada. Baru setelah itu ia mengambil sikap berdasar ilmu yang benar.
Jika secara ilmu syar’i ia tidak memiliki kemampuan itu, maka ia jelas tidak berhak memimpin dan mengajak kaum muslimin kepada kesesatan. Hendaklah ia mempersilahkan orang lain yang memahami dalil-dalil syar’i dan memampui kemampuan tarjih untuk menjelaskan persoalan tersebut, atau membantah pendapatnya dengan dalil-dalil yang shahih lagi terang, bukan dengan fatwa-fatwa yang global.
Orang awam mungkin saja boleh berpegang kepada fatwa-fatwa seperti itu jika ia tidak mampu melakukan kajian syar’i dan tidak mampu bertanya kepada mufti yang lain. Namun sikap seperti itu jelas tidak boleh dilakukan oleh orang yang memimpin kelompok Islam dan menyeret mereka kepada sebuah persoalan besar yang merusak akidah dan tauhid. Maka tidak boleh bersandar dalam perkara penting seperti ini kepada fatwa-fatwa global yang tidak detail, namun harus dilakukan kajian dalil yang shahih atau mempersilahkan orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengkajinya.
Soal (4):
Sebagian pihak meninjau dari aspek maslahat dan mafsadah, bahwa tidak masuk pemilu berarti membuka pintu lebar-lebar bagi kaum sekuler untuk mengendalikan politik dan pemerintahan. Sehingga sebagian hasil kerja para aktifis Islam (yang menjadi anggota dewan legislatif) akan sia-sia, seperti misalnya pasal 2 UUD Mesir.
(Syariat Islam membela hak-hak minoritas di Mesir
oleh Sara Khorshid 
Kairo – Dalam beberapa dasawarsa terakhir, sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas orang Mesir menginginkan syariat Islam diterapkan sebagai bagian dari sistem hukum negara. Undang-undang Dasar Mesir membuka ruang untuk hal ini: Pasal 2 Undang-undang Dasar menyebutkan bahwa syariat Islam merupakan sumber dasar hukum di Mesir.
Kendati ada legitimasi dari Pasal 2 tersebut, syariat Islam juga menjadi sumber kontroversi. Suara-suara dari komunitas Kristen Ortodoks Koptik, yang mencapai 12 persen dari total penduduk Mesir, menggugat apa yang mereka anggap sebagai diskriminasi terhadap minoritas non-Muslim yang tersirat dalam pasal ini. Para aktivis HAM sekular dan pro-demokrasi juga mengungkapkan pandangan serupa, dengan mengatakan bahwa penerapan hukum Islam tidak selaras dengan demokrasi, yang menurut mereka hanya bisa terwujud di sebuah negara sekular. edt
Sumber: Kantor Berita Common Ground (CGNews), 5 Februari 2010, www.commongroundnews.org)
Jawab:
Melakukan pemisahan diri (antara kelompok Islam dan kelompok sekuler—edt) pada saat ini merupakan sikap yang lebih utama dan lebih baik daripada bercampur-baur dengan mereka dalam dewan legislatif. Hanya ada dua pilihan; penegakan dien yang shahih secara utuh ataukah mencampakkan perkara-perkara yang menipu semisal pasal 2 UUD Mesir yang secara syariat maupun undang-undang sama sekali tidak menerapkan syariat Islam. Dengan begitu golongan yang selamat akan selamat berdasar alasan yang jelas, dan golongan yang hancur akan hancur berdasar alasan yang jelas.
Faktor terbesar yang menghalangi penegakan syariat dalam naungan sistem pemerintahan yang tengah berjalan dan mencegah umat dari berjuang untuk menegakkannya adalah penyesatan dan pencampur adukkan antara kebenaran dan kebatilan yang dilakukan oleh para ulama su’, jurnalis, cendekiawan, dan lain-lain yang menyokong penguasa sekuler dan menipu umat dalam urusan agama mereka.
Mereka melakukan penyesatan dan penipuan itu dengan memakai pasal 2 UUD Mesir, sebagian penampilan lahiriah yang religius, dan berbagai perayaan hari besar keagamaan Islam. Dengan itu semua, iman dalam hati umat tidak akan bangkit dan perbedaan antara kebenaran dengan kebatilan tidak akan nampak jelas. Akibatnya, semangat umat untuk melawan kezaliman dan penistaan terhadap agama dan syariat Islam tidak  tumbuh.
Di antara keberhasilan usaha gerakan Islam selama 50 tahun yang lalu adalah kejelasan pandangan dan kelurusan pemahaman tentang beberapa persoalan mendasar yang mengalami (??) karena lemahnya dakwah Islam. Apa yang dahulu secara rahasia sulit dibicarakan karena bercampur baurnya antara kebenaran dan kebatilan, kini telah menjadi hal yang telah dibicarakan secara terang-terangan dan dipahami secara meluas melalui jaringan media massa.
Para pembuat undang-undang sendiri telah tegas menyatakan bahwa pasal 2 UUD Mesir itu tidak berarti menerapkan syariat Islam. Pasal itu sekedar untuk mengelabui semangat keislaman kaum awam umat Islam semata. Maka barangsiapa dari kalangan kelompok Islam masih saja menyebut pasal 2 UUD Mesir sebagai bukti penerapan syariat Islam diberi peluang , niscaya ia telah berupaya untuk menimbulkan kerusakan yang berbahaya terhadap akidah kaum muslimin. Maka hanya ada dua pilihan, menerapkan syariat secara utuh atau mencampakkan tampilan-tampilan lahiriah yang menipu seperti ini, agar hakekat setiap kelompok nampak jelas.
Soal (5):
Gerangan apakah yang menjadi faktor terkuat bagi kebangkitan pergerakan Islam?
Jawab:
Di antara sunatullah adalah adanya berbagai ujian sebelum kaum muslimin meraih kemenangan sebagai seleksi dan memunculkan pihak yang layak untuk meraih kemenangan. Sebagaimana firman Allah SWT,
{وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ} [سورة النور: الآية 55].
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur (24): 55)
Hal itu pernah terjadi dengan Bani Israil ketika nabi Musa mengajak mereka untuk memasuki negeri al-Aqsha. Juga terjadi pada segolongan Bani Israil ketika Thalut mengajak mereka untuk berjihad melawan raja yang lalim, Jalut. Juga terjadi di Sudan ketika An-Numairi menerapkan syariat dan saat pemerintah penyelamatan mengumumkan jihad di Sudan Selatan. Begitu juga dengan beberapa jama’ah  Islam yang memasuki pertarungan melawan pemerintahan-pemerintahan kafir sekurer yang berkuasa namun kemudian mereka menghentikan perlawanan. Demikian pula halnya yang terjadi di Afghanistan ketika berdiri pemerintahan Islam Thaliban.
Dalam contoh yang terakhir, Thaliban bertahan di atas kebenaran. Semoga Allah memberikan kemenangan di bumi Afghanistan dan kekuasaan kepada mereka.
Kami khawatir ketergesaan sebagian pihak yang terburu-buru hendak memetik buah perjuangan justru akan menyebabkan kemunduran dan kehancuran gerakan Islam setelah perjuangan selama puluhan tahun yang telah lewat. Inilah arti dari tergesa-gesa sebelum waktunya yang diungkapkan dalam kata pepatah ‘Siapa tergesa-gesa hendak memetik sesuatu sebelum tiba waktunya, justru ia dihukum dengan tidak akan meraihnya’.
Maksud kami bukanlah apa yang telah dilakukan oleh sebagian kita selama puluhan tahun dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan para shahabat radhiyalahu ‘anhum; berjuang, berkorban, menanggung beban dalam jihad  di jalan Allah, dan mengambil hukum asal yang berat (‘azimah) dalam kondisi-kondisi yang diperbolehkan mengambil dispensasi hukum (rukhsah).
Maksud yang benar dan adil dari pepatah di atas berlaku untuk orang-orang yang tergesa-gesa ingin memetik hasil sebelum waktunya dengan cara yang menyelesihi hukum-hukum syariat. Adapun seorang muslim berjihad sendirian dan melakukan solo attack terhadap barisan musuh atau sekelompok kecil muslim yang lemah berperang dan bersabar menghadapi musuh Islam yang besar dan kuat, maka hal seperti ini termasuk sunnah taqrir Nabi SAW atau perbuatan shahabatradiyallahu ‘anhum (bukan termasuk tergesa-gesa hendak memetik hasil perjuangan sebelum waktunya—edt).
Maksud kata pepatah di atas berlaku untuk orang-orang yang berjihad dan bersabar menanggung beban perjuangan selama puluhan tahun, namun kemudian berhenti, melakukan tawar-menawar dengan musuh Islam, dan berkompromi dengan meninggalkan sebagian prinsip pokok Islam karena tergesa-gesa hendak meraih kemenangan ketika tanda-tanda kemenangan tersebut mulai nampak. Ia tidak tahu bahwa kemenangan itu sendiri atau tanda-tanda awal kemenangan tersebut boleh jadi menjadi fitnah dan ujian bagi dirinya.
Betapa banyak orang yang mampu bersabar saat mendapat ujian kesulitan, namun tidak bisa bersabar saat diuji dengan kenikmatan dan kemenangan yang segera.
Seandainya seorang muslim memandang dengan keyakinan yang tulus niscaya ia akan mengetahui bahwa dunia ini tidak ada nilainya sama sekali, dan perintah untuk memperjuangkan dien Islam, menegakkan hukum-hukumnya, merealisasikan syariat-syariatnya dan seluruh beban-beban syariah lainnya, pada hakekatnya hanyalah sebuah ujian bagi manusia, bukan sebuah tujuan final. Tujuan final hanyalah mencari ridha Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT,
{فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ} [ سورة محمد: الآية 4]
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.” (QS. Muhammad (47): 4)
Dan firman-Nya,
{وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَن الْعَالَمِينَ}
“Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”(QS. Al-Ankabut (29): 6)
Seandainya kemenangan itu menjadi tujuan final, sudah tentu Rasulullah SAW dan para shahabatnya tidak akan mengalami penderitaan, luka-luka, dan kekalahan.
Kami mendukung kalian dalam melakukan semua metode yang menyegerakan penegakan syariat Islam atau meminimalkan serta meringankan penderitaan kaum muslimin dari berbagai fitnah yang mendera mereka. Namun dengan syarat metode tersebut adalah metode yang benar dan sesuai syariat.
Adapun jika metode yang ditempuh adalah perbuatan yang tidak halal dan diharamkan oleh Allah SWT —sementara Allah menetapkan syariat-Nya untuk menguji sejauh mana tingkat ketaatan dan penyerahan diri kita kepada-Nya— maka kami tidak sependapat dengan (metode) kalian. Walaupun untuk itu, kami harus kehilangan nyawa, harta, istri, anak, kedudukan, jabatan, dan kekuasaan di dunia.
Allah SWT berfirman,
{قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ}
“Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah (9): 24)
Hal yang paling kami khawatirkan adalah jika sebagian aktivis Islam yang menempuh jalan perjuangan Islam ini terkena fitnah dan tergesa-gesa hendak memetik buah perjuangan, sehingga mereka keluar dari rel perjuangan dan berjalan menyimpang walau hanya sedikit, kemudian mereka meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT walau dalam satu bagian saja. Akibatnya ma’iyyah(bimbingan, pertolongan, dan pembelaan) Allah SWT dicabut dari diri mereka. Allah SWT menyerahkan mereka kepada diri mereka sendiri di hadapan musuh-musuh mereka.
Akhirnya kemenangan yang mereka sangka telah dekat tersebut berbalik menjadi kekalahan telak yang memusnahkan hasil usaha gerakan Islam selama puluhan tahun sebelumnya. Ujung-ujungnya, mereka akan menyesal di dunia dan akhirat. Padahal sebenarnya kemenangan dengan izin Allah telah dekat jika saja mereka bersabar dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Buahnya tidak lain adalah kemunculan seorang diktator militer yang membantai dan menindas rakyat. Jika pembelaan Allah SWT telah dicabut dari diri kita, maka nilai kita tidak berbeda dengan orang-orang yang terlibat dalam perang saudara dan perang dunia. Tidak ada yang bisa melindungi kita dari semua bencana tersebut selain Allah Rabbul ‘alamin.
{وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ}
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS. Al-An’am (6): 61)
Maka seluruh kaum muslimin harus berhati-hati, jangan sampai ikut berperan serta dalam sekulerisme, demokrasi, pemilu, dan partai-partai politik. Kecuali dalam bentuk partai-partai Islam yang melakukan kegiatan politik sebagai bagian dari dakwah kepada agama yang haq tanpa mengikuti pemilu dan tanpa menjadi bagian dari dewan legislatif, maka hal ini boleh. Sayangnya, di lapangan (negara Mesir—edt) partai Islam yang seperti ini tidak ada. (kalaupun ada) lebih utama tidak dinamakan partai, namun dinamakan jam’iyah, lembaga, atau organisasi agar tidak menimbulkan kerancuan dan pencampur bauran.
Tadi sudah kami jelaskan tidak bolehnya terlibat dalam kegiatan-kegiatan politik (pemilu dan dewan legislatif dalam sistem demokrasi-sekuler, edt) kecuali apabila memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan di atas, yang sudah jelas syarat-syarat tersebut dalam praktek di lapangan mustahil bisa dipenuhi. Dengan demikian, dalam kondisi kita saat ini, keterlibatan dalam politik praktis seperti itu hukumnya haram. Wallahu a’lam. 
Diterjemahkan oleh: Muhib Al Majdi / Arrahmah.com
شموخ الإسلام / الميثاق © 1432-2011

No comments:

Post a Comment

ya

Galery Tragedi Tugu Tani


Saksi Tragedi Maut Di Tugu Tani

Tragedi Maut Di Tugu Tani, Jakarta Pusat

Bukti ilmiah bahwa Quran itu benar

Subhanallah, Orang Perancis Masuk Islam Setelah Melihat Sungai Di Dasar Laut dan Mengetahui bahwa hal itu tertulis dalam Al-Quran.

Video dan gambar dibawah ini adalah bukti adanya sungai di bawah laut yang tercantum dalam Al Quran surat Al-Furqan:53 dan surat Ar-Rahman:19-20.

http://www.youtube.com/watch?v=8q3Qa2k5i_E

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Menampilkan: Al-Furqan (25) No. Ayat : : 53


وَهُوَ الَّذِي مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَجَعَلَ بَيْنَهُمَا بَرْزَخاً وَحِجْراً مَّحْجُوراً

25.53. Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khayalan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Al Furqan ayat 53 di atas dan surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi

Menampilkan: Ar-Rahman (55) No. Ayat : : 19-20

مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

55.19. Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ

55.20. antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing .


Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diartikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air asin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi

Menampilkan: Ar-Rahman (55) No. Ayat : : 22

يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ

55.22. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.


Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara. Mutiara hanya bisa ditemukan di samudra / laut. Dan pada perbatasan dua sungai tersebut terdapat kerang/mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam

Akhirnya terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Jika Anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.

Setengah pengkaji mengatakan, itu bukanlah sungai biasa, itu adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah ta’ala.

//----dikutip dari suaramedia.com ----//

Keajaiban Al-Qur'an

Keajaiban Al-Qur'an
Sungai Dalam Laut

Keajaiban Al-Qur'an

Keajaiban Al-Qur'an
Sungai Dalam Laut

Keajaiban Al-Qur'an

Keajaiban Al-Qur'an
Sungai Dalam Laut

Keajaiban Al-Qur'an

Keajaiban Al-Qur'an
Sungai Dalam Laut

Foto Keajaiban Al-Qur'an

Foto Keajaiban Al-Qur'an
Sungai Dalam Laut

Untuk Direnungkan......!!!



~Jangan jadikan aku isterimu, jika kamu cepat Bosan & Berpaling pada Perempuan lain.
Jawab :
+Jangan kau pilih aku jadi suamimu, jika nanti setelah menikah kau tak bisa bersolek buat suamimu, tapi kau bersolek buat orang lain.

~Jangan jadikan aku istrimu, jika nanti kamu enggan hanya untuk menganti popok anakmu ketika dia terbangun malam hari, sedangkan selama sembilan bulan aku harus membawa nya diperut ku.
Jawab :
+Jangan sering mengandalkan suami untuk membantumu hanya sekedar mengganti popok anak kita; padahal suami sudah seharian mencari nafkah untuk kamu sebagai isteri..

~Jangan jadikan aku isterimu, jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka & sedih dan kamu lebih memilih teman perempuan lain untuk bercerita. aku hanya ingin berbagi dan aku bukan hanya teman tidur mu yang tidak bisa diajak bercerita sebagai seorang sahabat.
Jawab:
+Jangan kau sangka aku bercerita atau curhat pada teman wanitamu dan kau anggap selingkuh, karena kamu tak pernah bertanya pada suami, apa saja tugas2 di kantor yang membebaninya....Jangan mudah cemburu dan berprasangka...

~Jangan jadikan aku isteri mu, jika nanti kamu langsung tertidur setelah kita selesai bercinta.kamu harus tau aku menikmati kebersamaan denganmu.
Jawab:
+Kebersamaan bukan harus terus bermanja-manja dan mengatur atas otoritas suami pada isteri....juga jangan sampai melupakan ibadah kepada Allah......

~Jangan jadikan aku isteri mu, jika dengan alasan sudah tidak ada kecocokan kamu memutuskan bercerai/berpisah padaku.
Jawab :
+Ketidakcocokan itu ada pada siapa, siapa yang memulai dan kenapa harus dibiarkan menjadi masalah yang besar. Cari solusi bersama dan hilangkan keangkuhan masing2...

~Jangan jadikan aku isterimu, jika nanti kamu memilih tamparan dan pukulan untuk memperingati kesalahan ku.sedangkan aku tidak tuli dan masih bisa mendengarkan kata katamu yg lembut tapi berwibawa.
Jawab:
+Tidak tuli. namun sebagai isteri tidak mengindahkan peringatan suami, apa artinya teguran suami jika suami sudah memberitahu kalau isterinya bersalah....jangan membuat suami sampai gusar...apalagi berlarut-larut.....

~Jangan jadikan aku isterimu, jika setelah seharian bekerja kamu tidak segera pulang dan memilih bertemu teman teman mu.
Jawab:
+Aku harap kamu harus memaklumi dan memahami tugas dan tanggungjawab suami serta tugas2 suami di kantor dengan cara bertanya kepada suami.....jangan cepat berprasangka....apalagi menuduh dan memfitnah suami...

~Jangan pilih aku sebagai isterimu, jika nanti kamu malu membawaku kepesta temen temenmu&memperkenalkan aku sebagai istrimu. Takkan kubiarkan kamu biarkan aku sebagai pajangan dirumah sedangkan kamu lebih memilih berpergian dengan temen temanmu. Bagiku pasangan bukan sebuah trofi atau pajangan
Jawab:
+Sebagai suami jelas tahu dan paham, tetapi isteri jangan sering menuntut untuk hadir ke pesta yang sesungguhnya tidak ada sangkut pautnya dengan kehadiranmu disana....jangan bersolek berlebihan di pesta hanya untuk memamerkan perhiasan yang kamu punya...

~Jangan Pilih aku jadi istrimu, jika nanti kamu berpikir akan mencari pengganti ketika tubuhku tak selangsing sekarang.kamu tentunya tau kalau kamu juga ikut andil besar dengan melar nya tubuh ku.
Jawab:
+Sebagai seorang isterinya tentunya kamu paham, kalau suami suka dengan tubuh langsing, akan tetapi kamu tidak berusaha dan merawat kelangsingan tubuh kamu. Kamu hanya menuruti hobimu yang suka makan tiada henti...ingat itu...

~Jangan Buru Buru Menjadikan ku Sebagai Isterimu, Jika saat ini kamu masih belum bisa menerima Kekurangan & Kelebihanku. Sedang seiring waktu kekurangan bukan semakin tipis tapi semakin NYATA....
Jawab:
+Hendaknya keduabelah pihak saling menerima kekurangan dan kelebihan masing2. bukannya seperti ini: Wanita berkata :"Pilih aku apa adanya, tetapi buat pria kau berkata"Kau ADA APANYA" buat ku.....heheheeee...

Gerakan OPM di Video Youtube

Muhammad Yahya Waloni

Ceramah mantan pendeta, Muhammad Yahya Waloni.
Mantan rektor universitas kristen Papua,
Sudah pernah mengangkat pendeta sebanyak 3000 pendeta lebih...
Akhirnya mendapatkan hidayah dan masuk islam...


Al-Qur'an Online

No. Surah Dengarkan Ayat Dengarkan TerjemahanJumlah SurahTempat Turun
1. Al-Fatihah MP3 | SWF Player7Makiyah
2. Al-Baqarah MP3 | SWF Player286Madinah
3. Ali Imran MP3 | SWF Player200Madinah
4. An-Nisaa MP3 | SWF Player176Madinah
5. Al-Maidah MP3 | SWF Player120Madinah
6. Al-An'am MP3 | SWF Player165Makiyah
7. Al-A'raf MP3 | SWF Player206Makiyah
8. Al-Anfaal MP3 | SWF Player75Madinah
9. At-Taubah MP3 | SWF Player129Madinah
10. Yunus MP3 | SWF Player109Makiyah
11. Huud MP3 | SWF Player123Makiyah
12. Yusuf MP3 | SWF Player111Makiyah
13. Ar-Ra'd MP3 | SWF Player43Madinah
14. Ibrahim MP3 | SWF Player52Makiyah
15. Al-Hijr MP3 | SWF Player99Makiyah
16. An-Nahl MP3 | SWF Player128Makiyah
17. Al-Israa' MP3 | SWF Player111Makiyah
18. Al-Kahfi MP3 | SWF Player110Makiyah
19. Maryam MP3 | SWF Player98Makiyah
20. Thaahaa MP3 | SWF Player135Makiyah
21. Al-Anbiyaa MP3 | SWF Player112Makiyah
22. Al-Hajj MP3 | SWF Player78Madinah
23. Al-Mu'minuun MP3 | SWF Player118Makiyah
24. An-Nuur MP3 | SWF Player64Madinah
25. Al-Furqaan MP3 | SWF Player77Makiyah
26. Asy-Syu'araa MP3 | SWF Player227Makiyah
27. An-Naml MP3 | SWF Player93Makiyah
28. Al-Qashash MP3 | SWF Player88Makiyah
29. Al-'Ankabuut MP3 | SWF Player69Makiyah
30. Ar-Ruum MP3 | SWF Player60Makiyah
31. Luqman MP3 | SWF Player34Makiyah
32. As-Sajdah MP3 | SWF Player30Makiyah
33. Al-Ahzab MP3 | SWF Player73Madinah
34. Saba' MP3 | SWF Player54Makiyah
35. Faathir MP3 | SWF Player45Makiyah
36. Yaa Siin MP3 | SWF Player83Makiyah
37. Ash-Shaaffat MP3 | SWF Player182Makiyah
38. Shaad MP3 | SWF Player88Makiyah
39. Az-Zumar MP3 | SWF Player75Makiyah
40. Al-Mu'min MP3 | SWF Player85Makiyah
41. Fushshilat MP3 | SWF Player54Makiyah
42. Asy-Syuura MP3 | SWF Player53Makiyah
43. Az-Zukhruf MP3 | SWF Player89Makiyah
44. Ad-Dukhaan MP3 | SWF Player59Makiyah
45. Al-Jaatsiyah MP3 | SWF Player37Makiyah
46. Al-Ahqaaf MP3 | SWF Player35Makiyah
47. Muhammad MP3 | SWF Player38Madinah
48. Al-Fat-h MP3 | SWF Player29Madinah
49. Al-Hujuraat MP3 | SWF Player18Madinah
50. Qaaf MP3 | SWF Player45Makiyah
51. Adz-Dzaariyat MP3 | SWF Player60Makiyah
52. Ath-Thuur MP3 | SWF Player49Makiyah
53. An-Najm MP3 | SWF Player62Makiyah
54. Al-Qamar MP3 | SWF Player55Makiyah
55. Ar-Rahmaan MP3 | SWF Player78Madinah
56. Al-Waaqi'ah MP3 | SWF Player96Makiyah
57. Al-Hadiid MP3 | SWF Player29Madinah
58. Al-Mujaadilah MP3 | SWF Player22Madinah
59. Al-Hasyr MP3 | SWF Player24Madinah
60. Al-Mumtahanah MP3 | SWF Player13Madinah
61. Ash-Shaff MP3 | SWF Player14Madinah
62. Al-Jumuah MP3 | SWF Player11Madinah
63. Al-Munaafiqun MP3 | SWF Player11Madinah
64. At-Taghaabun MP3 | SWF Player18Madinah
65. Ath-Thalaaq MP3 | SWF Player12Madinah
66. At-Tahriim MP3 | SWF Player12Madinah
67. Al-Mulk MP3 | SWF Player30Makiyah
68. Al-Qalam MP3 | SWF Player52Makiyah
69. Al-Haaqqah MP3 | SWF Player52Makiyah
70. Al-Ma'aarij MP3 | SWF Player44Makiyah
71. Nuh MP3 | SWF Player28Makiyah
72. Al-Jin MP3 | SWF Player28Makiyah
73. Al-Muzzammil MP3 | SWF Player20Makiyah
74. Al-Muddatstsir MP3 | SWF Player56Makiyah
75. Al-Qiyaamah MP3 | SWF Player40Makiyah
76. Al-Insaan MP3 | SWF Player31Madinah
77. Al-Mursalaat MP3 | SWF Player50Makiyah
78. An-Naba' MP3 | SWF Player40Makiyah
79. An-Naazi'aat MP3 | SWF Player46Makiyah
80. 'Abasa MP3 | SWF Player42Makiyah
81. At-Takwiir MP3 | SWF Player29Makiyah
82. Al-Infithaar MP3 | SWF Player19Makiyah
83. Al-Muthaffif MP3 | SWF Player36Makiyah
84. Al-Insyiqaaq MP3 | SWF Player25Makiyah
85. Al-Buruuj MP3 | SWF Player22Makiyah
86. Ath-Thaariq MP3 | SWF Player17Makiyah
87. Al-A'laa MP3 | SWF Player19Makiyah
88. Al-Ghaasyiyah MP3 | SWF Player26Makiyah
89. Al-Fajr MP3 | SWF Player30Makiyah
90. Al-Balad MP3 | SWF Player20Makiyah
91. Asy-Syams MP3 | SWF Player15Makiyah
92. Al-Lail MP3 | SWF Player21Makiyah
93. Adh-Dhuhaa MP3 | SWF Player11Makiyah
94. Alam Nasyrah MP3 | SWF Player8Makiyah
95. At-Tiin MP3 | SWF Player8Makiyah
96. Al-'Alaq MP3 | SWF Player19Makiyah
97. Al-Qadr MP3 | SWF Player5Makiyah
98. Al-Bayyinah MP3 | SWF Player8Madinah
99. Az-Zalzalah MP3 | SWF Player8Madinah
100. Al-'Aadiyaat MP3 | SWF Player11Makiyah
101. Al-Qaari'ah MP3 | SWF Player11Makiyah
102. At-Takaatsur MP3 | SWF Player8Makiyah
103. Al-'Ashr MP3 | SWF Player3Makiyah
104. Al-Humazah MP3 | SWF Player9Makiyah
105. Al-Fiil MP3 | SWF Player5Makiyah
106. Quraisy MP3 | SWF Player4Makiyah
107. Al-Maa'uun MP3 | SWF Player7Makiyah
108. Al-Kautsar MP3 | SWF Player3Makiyah
109. Al-Kaafiruun MP3 | SWF Player6Makiyah
110. An-Nashr MP3 | SWF Player3Madinah
111. Al-Lahab MP3 | SWF Player5Makiyah
112. Al-Ikhlash MP3 | SWF Player4Makiyah
113. Al-Falaq MP3 | SWF Player5Makiyah
114. An-Naas MP3 | SWF Player6Makiyah
Jumlah Surah:114 Jumlah Ayat:6236

Wanita Penghuni Neraka

Saudariku Muslimah ... . Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah subhanahu wa taala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tem
Senin, 22/04/2013 08:56 WIB
Wanita Penghuni Neraka
Saudariku Muslimah ... .

Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah subhanahu wa taala ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat tinggal bagi kaum musyrikin dan pelaku dosa yang Allah subhanahu wa taala telah melarang darinya. Setiap Muslimin yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh dari neraka, inilah fitrah.

Saudariku ..... Sebelum kita mengenal wanita-wanita penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah subhanahu wa taala di dalam Al Quran tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.

Allah subhanahu wa taala berfirman :
"Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At Tahrim : 6)

Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : "Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka."

Ibnu Abbas radliyallahu anhu juga mengomentari ayat ini : "Beramallah kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya Allah menyelamatkan kalian dari neraka."

Dan masih banyak tafsir para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga diri dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan menjauhi maksiat kepada Allah subhanahu wa taala.

Di dalam surat lainnya Allah subhanahu wa taala berfirman :
"Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Al Baqarah : 24)

Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.

Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu anhu bahwasanya beliau bersabda :
"Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam." ( Shahihul Jami)

Jikalau api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga Allah subhanahu wa taala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)

Hadits ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.

Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang , beliau shallallahu alaihi wa sallam melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu anhum :
" ... dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya : "Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?" Beliau shallallahu alaihi wa sallam menjawab : "Karena kekufuran mereka." Kemudian ditanya lagi : "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab : "Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu. " (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma )

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda :
" ... dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu anhu )

Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita." (HR. Muslim dan Ahmad)

Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : "Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat."
Saudariku Muslimah ... .

Jika kita melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga.

Saudariku Muslimah ... . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah subhanahu wa taala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.

Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah subhanahu wa taala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :
"Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya." (HR. Nasai)

Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah subhanahu wa taala dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.

Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.

Cukup kiranya istri-istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.

Durhaka Terhadap Suami

Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :

Durhaka dengan ucapan.
Durhaka dengan perbuatan.
Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.

Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.

Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syari. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri meminta di thalaq atau di khulu (dicerai) tanpa sebab syari. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.

Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syariat-syariat Allah subhanahu wa taala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :
"Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syari, pent.) maka haram baginya wangi Surga." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi )

Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang semisal dengan itu.

Termasuk dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syari. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu.

Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.

Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah subhanahu wa taala.

Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya.

Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.

Ketahuilah wahai saudariku Muslimah ........ jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.

Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.

Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akherat dan bukan kesengsaraan didunia ia takuti dan tangisi.

Tabarruj

Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : "Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakikatnya ... ."

Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah subhanahu wa taala telah melarang hal ini dalam firman-Nya :
"Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka." (An Nur : 31)

Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan : "Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisalnya jika mereka keluar rumah ... ."

Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al Quran dan As Sunnah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.

Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa taala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya Surga.

Hanya dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita , karena yang demikian adalah hasil perbuatan mereka sendiri.

Wahai saudariku Muslimah ... . Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islamy yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat kelak.

Allah subhanahu wa taala berfirman :
"Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu." (Al Ahzab : 33)

Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi saya hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.

Saudariku Muslimah ... .

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa taala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat kemudian beliau bersabda :
"Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!" Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab : "Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!" (HR. Bukhari)

Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah subhanahu wa taala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin.

Maraji :
- Al-insyirah fi adabin nikah
- Jilbab al mar atul muslimah
- At - tadzkirah

Analis Injil kuno berusia 1.500 tahun : Yesus tidak pernah disalibkan

(Arrahmah.com) - Berdasarkan laporan dari analis 'Injil kontroversial' - Al-Kitab kuno berusia 1.500 tahun bertinta emas yang ditemukan di Turki - menyatakan bahwa Yesus (Nabi Isa 'alaihi salam) adalah fana, tidak pernah disalibkan, hal tersebut dianggap menantang prinsip-prinsip inti agama Kristen.

Beberapa analis mengklaim bahwa itu adalah Injil Barnabas, yang diyakini sebagai tambahan pada Injil Markus, Mattius, Lukas dan John, yang telah membuat perhatian besar masyarakat dunia pada awal tahun ini karena menyatakan bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam.

Pada bulan Februari 2012, Vatikan secara resmi meminta izin untuk melihat Kitab yang berbahasa Aram tersebut, yang teksnya bertinta emas yang dituliskan pada kulit hewan dan bersampul kulit hewan, yang ditemukan oleh Turki selama operasi polisi anti-penyelundupan pada tahun 2000.

Pekan ini, terjemahan Injil tersebut yang dikutip dari dokumentasi media - aslinya ditulis dalam bahasa Syiriac, dengan dialek Aram dilaporkan menyatakan bahwa Yesus mengatakan: "Aku mengakui di hadapan Surga, dan diseru untuk menyaksikan segala sesuatu yang tinggal di bumi, bahwa aku seorang yang asing bagi semua, bahwa manusia telah berkata tentang aku, bahwa aku lebih dari sekedar manusia."

"Karena aku seorang manusia, yang lahir dari seorang wanita, tunduk pada penghakiman Allah; yang hidup disini seperti manusia lainnya, tunduk pada penderitaan-penderitaan biasa," dikutip the Y-Jesus, majalah online yang berbasis di AS.

Ayat dalam injil tersebut menyangkal bahwa Yesus ada Tuhan dan konsep Trinitas, dimana doktrin Kristen mendefinisikan bahwa Allah sebagai tiga Tuhan: Bapak, Anak (Yesus Kristus), dan Rohul Kudus.

Selain itu, Injil tersebut juga menyatakan "keberadaan Yudas Iskariot sebagai orang yang mati disalib bukan Yesus, sedangkan dalam Perjanjian Baru, Yudas menkhianati Yesus," lapor Y-Jesus.

Pernyataan-pernyataan itu membantah ajaran Kristen, yang selama ini dibangun dengan doktrin kematian Yesus sebagai penebus dosa manusia dan kebangkitannya sebagai harapan kehidupan abadi.

Pernyataan itu mendukung ajaran Islam, bahwa Yesus (Isa Al-Masih) adalah seorang manusia yang menjadi Nabi dan Rasul Allah, bukan Tuhan, kemudian diangkat ke langit oleh Allah, bukan mati disalib.

Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Qur'an: "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (5: 75)

"dan karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (4: 157-158)

The Y-Jesus mengatakan "Sejalan dengan keyakinan Islam, Injil itu memperlakukan Yesus sebaga manusia dan bukan Tuhan. Menolak pemikiran Tritunggal Kudus dan Penyaliban, dan mengungkapkan bahwa Yesus memprediksi kedatangan Nabi Muhammad."

Dalam salah satu ayat dari Injil tersebut, Yesus berkata kepada seorang pendeta: “Bagaimana Mesiah disebut? Muhamamad adalah nama yang diberkati”.

"Pada (ayat) lainnya, Yesus membantah menjadi Al-Masih, mengklaim bahwa dia akan menjadi Ismailiyah, istilah yang digunakan untuk orang Arab," tambah laporan Y-Jesus.

Injil kuno berbahasa Aram tersebut menimbulkan banyak kontroversi tentang keaslian keseluruhan isi Injil. Belum ada yang dapat memastikan keaslian keseluruhan dari isi Injil tersebut, apakah seluruhnya memuat apa yang diajarkan Nabi Isa 'alaihi salam, atau telah ada perubahan padanya. Namun beberapa pernyataan dari Injil itu yang diungkapkan, telah membantah prinsip-prinsip dasar Kristiani.

Sementara pendeta protestan İhsan Özbek membantah bahwa Injil itu ditulis oleh St. Barnabas. "Salinan di Ankara mungkin telah ditulis oleh salah satu pengikut St Barnabas," katanya kepada koran Turki Today Zaman sebelumnya pada tahun 2012. Wallahu a'lam bish shawab. (siraaj/arrahmah.com)

Bom Syahid Seorang Mujahid

Rekayasa Illuminati Pada Tahun 2013

Jejak Freemason dan Illumintai Di Indonesia

Mickey Minnie Dipakai untuk Menghina Islam





Hidayatullah.com--Jutawan sekaligus politisi Mesir, Naguib Sawiris, dihujani kecaman setelah menampilkan gambar tokoh Mickey Mouse dan Minnie Mouse dalam balutan busana Muslim.

Sebagaimana dilansir Alarabiya dari AFP (28/6), Sawiris, seorang penganut Kristen, memasukkan gambar karakter Disney, Mickey dan Minnie Mouse, di akun Twitternya. Mickey Mouse digambar mengenakan pakaian khas Arab lengkap dengan jenggot lebatnya. Di sampinya ada Minnie Mouse yang mengenakan cadar.

Gambar itu sudah beredar di dunia maya selama beberapa pekan lewat email dengan tulisan yang berbunyi: "Ini adalah Mesir masa depan", yang menyindir kebangkitan kelompok-kelompok Islam pasca tergulingnya kekuasaan Husni Mubarak oleh gelombang aksi rakyat.

Sejumlah pengacara melaporkan pengusaha telekomunikasi itu ke kejaksaan dengan tuduhan menghina Islam. Mereka juga menyeru pemboikotan atas operator telepon Mobinil milik Sawiris lewat situs jejaring sosial Facebook dan Twitter.

Para pengecam Sawiris menilai perbuatannya diluar batas. Sebagian menilai perbuatan pemiilik Orascom Telecom Holding itu tidak dapat dimaafkan.

"Ada batas yang jelas antara mengekspresikan opini Anda atau kebebasan berbicara dengan bicara secara tidak sopan," tulis seorang wanita di Twitter.

Mendapat kecaman bertubi-tubi, pendiri partai politik beraliran liberal Al Masriyin Al Ahrar (Free Egyptians Party) itu hanya bisa mengucap maaf.

"Saya meminta maaf kepada siapapun yang menanggap ini bukan sebagai lelucon. Saya pikir itu adalah gambar yang lucu, tidak bermaksud menghina! Assef !! (Maaf)," tulis Sawiris lewat akunnya di Twitter.*

Keterangan foto: Naguib Sawiris.

Sumber : arb
Red: Dija

Ebiet G Ade



Download video clip Ebiet G Ade Titip Rindu Buat Ayah

Pelajar Terlaknat Telah Mengolok-olok Sholat

Dunia Akhir Zaman


Dunia Akhir Zaman 2/2

Petanda Akhir Zaman dan Kedatangan Imam Mahdi

BERITA VIDEO




Kenangan Untuk Seseorang Yang Aku Cintai

Pesan Tersembunyi Dibalik Film "Beauty and The Beast"

Opick Video Clip

SUBHANALLAH PENDETA MASUK ISLAM

Hosni Mubarak membenci Qur'an dan mengutuk Islam

Hanin Mazaya

KAIRO (Arrahmah.com) - Media Mesir mengungkapkan lebih banyak rincian kehidupan mantan diktator Mesir, Hosni Mubarak. Harian Sawt al Umma mewawancarai mantan supir Mubarak, yang mengungkapkan beberapa rahasia keluarga Mubarak.

Mantan supir Mubarak, Eid Khadr, mengungkapkan beberapa rahasia keluarga Mubarak. Ia mengatakan bahwa Mubarak selalu mengutuk Islam dan ia sangat kesal ketika mendengarkan pembacaan ayat suci Al Qur’an.

Anak tertuanya, Alaa, cukup baik dan rendah hati, tidak seperti saudaranya, Gamal.

Eid memperlihatkan untuk pertama kalinya Mubarak berada di istana Al-Aruba. Saat itu dengan sangat lantang Mubarak mengutuk Islam, menurutnya, ketika ia mendengar ocehan Mubarak, ia mulai membenci diktator Mesir ini dan yakin bahwa Mubarak memiliki masalah mental.

Eid mengatakan mengenai kasus lain, ketika semua orang pergi ke bandara untuk kepergian Suzanne Mubarak. Ia menyalakan radio dan memilih siaran radio yang mengudarakan pembacaan ayat-ayat Al Qur’an (murotal-red), namun Mubarak berteriak kepada supirnya. Ia sangat marah saat Eid mendengarkan Al Qur’an. Hosni Mubarak mengatakan bahwa Al Qur’an seharusnya hanya diperdengarkan saat pemakaman.

“Sedangkan untuk dua putra presiden, mereka berbeda satu sama lain. Alaa, tentu saja jauh lebih baik dan dia suka terlibat dalam acara amal. Ia sangat baik dan selalu menyapa kami. Tapi Gamal Mubarak, semoga Allah menyelamatkan kita darinya, adalah seorang mata-mata Inggris, ketika kami mengucapkan salam, ia tidak pernah menjawabnya,” ujar Khadr. (haninmazaya/arrahmah.com)

George Bush dan SBY adalah "The New World Order"



YESUS (AS) AKAN KEMBALI (Harun Yahya Bahasa Indonesia)

DENSUS 88 BIADAB LAKNATULLAH....

Tentara Bashar Assaad Memukuli Penyandang Cacat

Jihad dan Teroris Menurut Islam

Jihad dan Teror Menurut Islam-1

 

TPFR Bima Bertekad Ungkap Kejanggalan Penindakan Kasus Terorisme

BIMA (voa-islam.com) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bima bersama ormas-ormas Islam, pers dan Mahasiswa seperti Muhammadiyah, HMI, PWI, JAT dan lain-lain mendeklarasikan Tim Pencari Fakta dan Rehabilitasi (TPFR) Bima.

TPFR rencananya akan bekerja mengungkap kejanggalan kasus-kasus yang melibatkan kekerasan oknum aparat yang dipetieskan seperti kasus Pelabuhan Sape-Lambu, Demosntrasi Parado, Kasus Ngali dan kasus-kasus yang terkait klaim terorisme. Berikut ini rilis deklarasi TPFR yang diterima redaksi voa-islam.com.

Hari ini, Rabu (09/01/2013) Bertempat di Kantor MUI Kabupaten Bima dengan Pimpinan Rapat KH. Drs. Abdurrahim Haris, MA (Ketua MUI) telah kami ikrarkan Tim Pencari Fakta & Rehabilitasi (TPFR) Bima yang lahir dari 12 Organisasi :

1.MUI Kab.Bima

2.DPD Muhammadiyah

3.DPC HMI Kab.Bima

4.PWI Cab. Bima

5.LBH Amanah

6.JAT Wil. Nusra

7.BEM Mahasiswa

8.LDPU An-Naba'

9.Pers Mahasiswa

10.Lembaga Dakwah Kampus

11.FORLIS

12.Akademisi Bima

Dilatarbelakangi hal-hal berikut :

Pertama, perbedaan yang nyata antara stigma nasional dan Internasional dengan kenyataan di Bima. Kondisi terkini adalah penetapan status Siaga 1 Pulau Sumbawa oleh Polda yang pada kenyataannya masyarakat Bima tidak merasakan sama sekali ketegangan sebagai dampak "klaim terorisme" oleh Polda.

Kedua, banyaknya kasus-kasus yang melibatkan kekerasan oknum aparat yang dipetieskan seperti kasus Pelabuhan Sape-Lambu, Demosntrasi Parado, Kasus Ngali dan kasus-kasus yang terkait klaim terorisme.

Ketiga, adanya kejanggalan-kejanggalan dalam penindakan-penindakan klaim kasus terorisme di wilayah Bima. Termasuk kasus mutakhir: ustadz Bahtiar yang ditembak mati dengan alasan pelarian dari Poso, padahal pada kenyataannya tidak pernah meninggalkan bima.

Keempat, melakukan balancing berita atas berita-berita sepihak kepolisian selama ini yang dipandang sangat memperburuk citra Bima yang ramah dan agamais.

Kelima, perlunya aksi-aksi lapangan yang bersifat investigasi dan nyata demi menyuguhkan fakta pada masyarakat Bima dan dunia pada umumnya.

Keenam, sangat tertutupnya pihak kepolisian terhadap berbgai elemen termasuk pers atas hampir semua kejadian di Bima.

Karena itu TPFR Bima diharapkan mampu :

  1. Menampilkan fakta lapangan versi masyarakat Bima
  2. Menjadi balancing berita atas kasus-kasus faktual di bima
  3. Menjadi Informasi Centre berbagai kasus yang terjadi yang berefek terhadap citra Bima
  4. Menjadi corong masyarakat pada madia massa, pemerintah daerah, kepolisian/Kapolri, DPR RI, Presiden dan Komnas HAM

Demikian deklarasi pendirian TPFR Bima ini kami sampaikan

TTD

Hadi Santoso, ST, MM Rismunandar

(Ketua) (Sekretaris)

Ulama Syi'ah kembali ke Sunni

Mantan petinggi BAIS: "Bongkar saja pertemuan petinggi BNPT di Markas Kopassus Kartosuro!"

JAKARTA (Arrahmah.com) - Sebelum terjadinya "teror" Solo, telah terjadi pertemuan secara tertutup di markas Kopassus Kartosuro antara Direktur Penindakan BNPT, Brigjen (Pol) Petrus R Golose dengan jajaran Dandim, Komandan Kopassus Grup 2, Kapolres se-Solo Raya dan dan perwakilan dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

"Saya baca di media, tiga bulan sekitar bulan Juni sebelum ada 'teror' Solo, ada pertemuan petinggi BNPT dengan pejabat militer dan polisi seluruh Jawa Tengah di markas Kopassus Kartosuro yang katanya membahas penanggulangan antiteror. Apa gunanya pertemuan itu kok tiba-tiba ada 'teror'," kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI Purn Mulyo Wibisono kepada itoday, Sabtu (8/9/2012).

Untuk diketahui, pertemuan di markas Kopassus Kartosuro yang dimaksud Mulyo terjadi pada Kamis, 21 Juni 2012.

Menurut Mulyo, pertemuan itu seharusnya sudah mengetahui jaringan "teroris", termasuk yang terbaru dan dapat mengantisipasi adanya "teror", terlebih lagi di Solo.

"Pertemuan BNPT di Kartosuro masih wilayah Solo yang katanya sumber "teroris", masih juga kecolongan. Saya minta pertemuan itu dibongkar saja, apa sih isinya, biar masyarakat tahu dan tidak curiga sepak terjang BNPT dan Densus," ungkap Mulyo.

Mulyo mencurigai kemunculan "teroris" Solo kemungkinan rekayasa pihak BNPT untuk mendapatkan kucuran dana. "Kemunculan 'teroris' itu menguntungkan polisi dan BNPT. Mereka mendapatkan keuntungan dari proyek 'teroris'," jelasnya.

Ia juga mengatakan, dalam menjalankan "proyek terorisme" itu, pihak BNPT bisa juga melakukan operasi intelijen dengan menyusup kepada orang-orang yang ingin melakukan "teror".

"Memunculkan 'teror' itu biasa dalam operasi intelijen agar orang-orang yang diduga 'teroris' itu muncul. Dan dengan munculnya 'teroris' akan memberikan keuntungan bagi polisi dan BNPT," pungkasnya.

Keterangan foto: Direktur Penindakan BNPT Brigjen (Pol) Petrus Reinhard Golose sesaat usai pertemuan di markas Kopassus Kartosuro (21/6/2012)

(salam-online/arrahmah.com)

OPINI : Catatan Relawan HASI dari Bumi Syam: ‘Jangan Bedakan Suriah dengan Palestina’


HASI 4-suriah-palestina jangan bedakan-jpeg.imageSURIAH (SALAM-ONLINE): Isu kezaliman terhadap Muslim Suriah sampai saat ini seolah kurang laku. Perhatian Muslim di Nusantara lebih tertarik pada isu lain yang lebih populer dan dikenal, yaitu Palestina.

Padahal Palestina dan Suriah sama-sama bagian dari bumi Syam yang diberkahi. Syam baru dipecah-belah menjadi Suriah, Palestina, Yordan dan Libanon setelah khilafah Islamiyah diruntuhkan Yahudi dan Barat.

Persekutuan Barat kemudian menyerahkan negeri-negeri kecil baru itu kepada para boneka lokalnya. Suriah diserahkan pada minoritas Nushairi Alawi. Sementara Palestina diserahkan pada Yahudi Zionis yang didatangkan dari berbagai negeri, menambah jumlah Yahudi lokal yang tadinya minoritas.

Lalu, karena dipecah belah oleh Perjanjian Sykes-Picott, apakah wala (loyaitas) dan kepedulian kita juga ikut terbelah? Ingatlah teladan Dr. Abdullah Azzam, ulama mujahid kelahiran Palestina yang berjihad di Afghan dan syahid terbunuh di Pakistan.

Bumi Islam itu satu. Demikian pula Bumi Syam. Semuanya milik umat Islam yang bertauhid, bersujud dan tunduk hanya kepada Allah bukan kepada Amerika atau yang lainnya. Milik umat Rasululllah yang setia pada manhaj beliau, bukan milik mereka yang melecehkan para sahabat dan istri beliau.

Tahukah Anda? Syekh Izzuddin al Qassam, yang syahid dalam jihad di Palestina dan kini menjadi nama Brigade Hamas, adalah ulama kelahiran Jablah, sebuah kota di Provinsi Latakia, Suriah.

Jablah kini masih dikuasai rezim Asad. Di sana terdapat pangkalan udara yang heli-helinya rajin menyerang kota-kota di sekitarnya dengan roket dan bom birmil.

Tahukah Anda? Shalahuddin al Ayyubi–pahlawan Islam dalam perang salib–memiliki benteng besar di Haffa, masih di Suriah juga. Kini benteng kokoh yang indah itu mulai rusak dimakan zaman dan sabotase rezim Nushairi Bashar Asad.

Jadi, Suriah adalah bagian tak terpisahkan dari Syam dan Palestina. Keduanya sama-sama dizalimi. Yang satu dijajah Zionis, yang satunya dihancurkan kota-kota dan dibantai penduduknya oleh rezim Nushairi yang sesat.

HASI 4-suriah-palestina-jangan bedakan-jpeg.imageMaka, Anda–Muslim yang peduli dan cinta Palestina–seharusnya juga peduli dan cinta pada Suriah. Dan saat ini, mereka betul-betul menderita. Muslim di Suriah digempur setiap hari di tengah musim dingin yang menggigit tulang.

Ingatlah pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Tidak beriman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri,” (HR Bukhari dalam kitab Arba’in Nawawiyah).

Jika Anda menyukai keamanan bagi diri dan keluarga, seharusnya Anda menyukai dan mengusahakan keamanan bagi Muslim Suriah yang tengah dibantai. (AZ)